bupati banyuwangi abdullah azwar anas berharap pemerintah daerah tak cuma menjiplak konsep pembangunan ekonomi jakarta atau kota-kota metropolitan yang lain, namun mesti mampu membangun diri melalui pendekatan berbasis potensi lokal.
daerah jangan latah menjiplak jakarta, karena potensi juga permasalahannya beda. selama ini banyak salah kaprah dengan menyebut indikator kemajuan daerah adalah mal, padahal belum tentu mal mampu adalah penggerak ekonomi dan signifikan, katanya di surabaya, jumat.
saat menjadi narasumber dalam national leadership training dan diikuti aktivis mahasiswa dari berbagai daerah selama indonesia, ia mengajarkan penentu yang seharusnya merupakan indikator kemajuan daerah adalah pertumbuhan ekonomi dan bermuara di pengentasan kemiskinan juga pengurangan pengangguran.
anas mencontohkan kabupaten banyuwangi dan dipimpinnya, selama tahun 2011 dapat melaporkan pertumbuhan ekonomi sekitar 7,02 persen juga naik merupakan 7,18 persen selama 2012 atau selama atas rata-rata pertumbuhan nasional sebesar 6,2 persen.
Informasi Lainnya:
pertumbuhan ekonomi tersebut bermuara pada program pengentasan kemiskinan. sebelumnya dalam banyuwangi ada kecamatan yang tingkat kemiskinannya selama atas 20 persen, namun kini telah menurun terserah empat persen. itu indikator pembangunan ekonomi daerah, ujarnya.
ia menambahkan kiranya kabupaten banyuwangi sengaja mengambil positioning dan berbeda melalui daerah lain, contohnya agar memacu sektor pariwisata, daerahnya membangun konsep pariwisata berbasis kekayaan sumber daya alam (ecotourism).
kami mau membangun banyuwangi yang tak hiruk-pikuk juga tak perlu disulap merupakan rimba mal, karena konsep ecotourism justru akan menjaring wisatawan segmen menengah ke atas yang mau membeli ketenangan alam serta petualangan. manakala cari gaya wisata yang hiruk-pikuk, lumayan ke surabaya saja, tambahnya.
abdullah azwar anas dan menungkapkan bahwa di membangun juga berjualan daerah, dibutuhkan segmentasi, target serta penempatan dalam posisi dan tidak salah.
strategi-strategi itu juga harus mengacu selama potensi lokal agar tidak salah untuk serta tidak keliru hasil. artinya, karakteristik lokal harus dibuat dasar pembangunan makanya tidak berbagai daerah harus adalah semisal jakarta, surabaya serta bali, ujarnya.